Allah Maha Baik


  // Allah maha Hebat //


Hermida's Note


Dulu, aku pernah berteduh di rumah orang karena perjalananku pulang dilanda hujan yang deras kebetulan aku selalu jalan kaki dari rumah ke kampus meskipun perjalanannya lumayan jauh bagiku. Waktu itu, aku hanya seorang diri. Entah rumah siapa yang aku berteduh diterasnya.


Tiba-tiba dia mempersilakanku masuk ke rumahnya, "Nak, masuk! Di luar hujan deras. Masuk saja di dalam rumah,"


"Bahasanya sopan ya," batinku.


"Biar saja, Bu, saya di sini saja," ucapku pada Ibu itu.


Waktu itu, pakaianku setengah basah dan benar-benar menggigil kedinginan. 


Aku menunggu hujan belum juga redah sementara ini sudah waktu magrib. Terpaksa aku memberanikan diri untuk masuk dan meminta izin. 


"Assalamu'alaykum, Ibu, saya boleh meminta izin sholat magrib di sini?"


"Wa'alaykumussalam, Iya, Nak, silakan."


Rupanya dia sudah mempersiapkannya untukku tanpa aku memintanya. Mereka punya kamar yang dikhususkan untuk sholat bersama keluarga hanya saja suaminya tidak ada kecuali Ibu itu dan anak-anak perempuanya.


"Ini mukenah untukmu. Kamu tidak perlu khawatir di sini tidak ada lelaki," ucapnya sambil tersenyum.


"Alhamdulillah, Terima kasih ya, Bu, semoga Allah membalas kebaikan Ibu dengan kebaikan yang melimpah ruah."


"Aamiin yaa Rabbal Alamiin,"


Kemana-mana saya selalu melapis pakaian yang dikhususkan bertemu mahrom dan sesama wanita muslimah. Jadi, Alhamdulillah pakaian itu tidak basah dan tetap syar'i dengan sesama wanita yaitu lengan panjang, celana panjang, rok dan kerudung yang menutupi dada. Saya selalu nyaman dengan kerudung yang berlapis untuk menjaga jangan sampai kerudung lain sobek, dll. Sedangkan Ibu itu belum bisa untuk sholat.


Usai sholat hujannya redah. Tapi, menambah beban juga karena pulangnya sendirian. Waktu itu, aku sudah siap-siap mau balik. 


"Nak, mau balik? Makan dulu, ya, Ibu sudah siapkan makanan. Kita makan sama-sama, ya," ajaknya.


Sebenarnya, apa yang dia berikan itu sudah cukup. Sudah izinkan aku sholat, dll. Sangat Alhamdulillah. Sejujurnya, aku malu dan mencari-cari alasan untuk menolak.


"Oh biar saja, Bu, saya ingin segera pulang, soalnya sudah malam, nanti saya makan dan isya di rumah,"


"Nak, Rasulullah Saw itu pernah berpuasa sunnah, ia pernah membatalkan puasanya ketika sudah dihidangkan makanan untuknya. Masa kamu tidak mau makan, Ibu kan sudah hidangkan makanan," ucapnya sembari tersenyum dan menyentuh tanganku yang dingin.


Mendengar ucapan Ibu, aku membatin, "Iya juga ya, mulia sekali hati ibu ini, dia ingin berbuat baik terhadap saya. Masa saya harus menyia-nyiakan kebaikannya. Sepertinya dia orang yang baik. Meskipun hanya sedikit, saya harus tetap makan."


"Terima kasih banyak ya, Bu, semoga Allah membalas dengan kebaikan yang melimpah ruah, Ibu, saya pamit pulang, ya," ucapku tersenyum.


"Oh iya, saya minta tolong sama sepupu saya ya, antar Nak Hermida untuk pulang," ucapnya.


"Iya, Bu," senyumku.


Aku menunggu beberapa menit. Aku melihat sepupunya. Awalnya aku pikir akhwat (wanita). Ternyata ikhwan (lelaki). 


Aku mulai panik tapi tidak nampak. Demi menjaga perasaan ibu yang baik itu, aku harus pandai-pandai merangkai kalimat supaya Ibu itu tidak merasa tersinggung. "Hemm Ibu, maaf ya, barusan teman perempuan saya mau antar pulang, soalnya dia sudah menawarkan diri,"


"Oh iya tidak apa-apa. Nanti jalan-jalan ke sini lagi, ya,"


"Iya, Bu."


Aku juga meminta maaf kepada ikhwan itu dan ikhwan itu juga tidak mempermasalahkan bahkan ia juga tersenyum.


Legah hatiku kalau seperti ini. Hanya saja, aku sudah berbohong. Padahal, aku tidak meminta teman untuk mengantarkan.


Saat saya keluar dari rumah. Ternyata ada teman akhwat saya dengan sepeda motor yang kebetulan lewat. Tepat sekali.


"Her, mari saya antar pulang," ucapnya saat berhenti tepat di depan saya dan disaksikan oleh Ibu itu dan sepupunya.


Aku selalu keluar rumah dengan busana yang syar'i. 


Aku membatin lagi, "Allah maha hebat ya, padahal, saya tidak punya janjian dengan dia. Tapi, tiba-tiba ada di depan saya dan menggunakan bahasa yang tepat yaitu antar pulang,"


Yaa Rabb, Engkau telah membuatku senyum-senyum sendiri. Alhamdulillah.


Kalau kita tetap bersyukur, senantiasa mengingat Allah, pasti Allah akan menolong.


#TernateCity

Comments

Popular posts from this blog

Alasan-alasan unik

Jilbab dan Kerudung

Diary 2