Ketika Cahaya Hidayah Menyapaku

Ketika Cahaya Hidayah Menyapaku

Oleh: Nur Afni La Idris

Bermula dari kakak kandungku sendiri yang aku anggap sebagai guru terbaikku. Kakakku merupakan sarana untuk aku hijrah meski harus banyak rintangan yang harus ia hadapi baik dari orangtua, maupun yang lainnya. Tapi, ia tidak pernah menyerah. Aku begitu sayang padanya sebab dia adalah kakak yang baik.

Ini tentang awal hijrahku tepatnya di siang hari seakan ada bisikan untuk aku merubah diri menjadi lebih baik saat aku melihat kakakku begitu indah dengan jilbab dan kerudungnya. Aku ingin seperti Kakakku. Tapi, aku masih bingung, darimana harus memulainya.

Selesai salat magrib berjamaah dengan Kakak. Kakak memanggilku, dia menasehatiku. Biasanya, kami menyebutnya kajian Islam. Banyak hal yang dia ceritakan kepadaku tentang Islam. Mataku berkaca-kaca sebab semenjak dia paham Islam, tutur katanya kepada kami semua semakin baik. Aku baru mengenal Kakakku ketika dia hijrah. Sebab, dia begitu dekat dengan kami semua adik-adiknya. Memberikan ciuman, memeluk dan selalu memuji kami ketika kita melakukan hal-hal baik.

Dia membiasakan aku untuk salat 5 waktu meskipun itu terasa berat. Aku selalu luluh dengan ajakannya, benar-benar menyentuh hati.

Aku selalu mendengar nasihatnya. Dia selalu bilang bahwa aku juga harus mengajak adik-adik saya yang lain untuk terus beribadah kepada Allah Swt.. setiap Kakakku pulang dari Ternate. Dia selalu merangkul kami semua kecuali Adik bungsuku sebab dia masih kecil.

Alhamdulillah setelah itu, teman-temanku juga mengikuti. Kami bertiga saling mengingatkan dan saling mendukung. Kami adalah Aku, Kak Shinta dan Ade Cahya, baru kemudian diikuti dengan teman-teman yang lainnya. Sebab, Kakakku selalu bilang bahwa untuk menjadikan kita Istiqomah adalah tidak lepas dari jamaah. Tetap bersahabat dengan sahabat yang baik. Senantiasa, merangkul untuk meraih jannah-Nya.

Banyak sekali ujian yang kami hadapi. Mulai dianggap aneh oleh teman-teman atau bahkan tidak disenangi oleh beberapa guru. Sudah kebal sindiran yang kamu hadapi. Mulai dibilang sok alim, jangan kebanyakan ikut ajaran sesat, aku sebenarnya merasa sakit hati sebab mereka seakan-akan mengatakan ajaran yang disampaikan oleh Kakakku itu salah sebab mereka lah yang paling benar. Padahal, selama aku dekat dengan Kakakku tidak pernah terlontarkan dimulutnya bahwa ajaran kita lah yang paling benar. Padahal, kita sama-sama belajar Islam, Mencintai Allah dan Rasulullah Saw. Kalau masalah perbedaan pendapat tidak jadi persoalan karena yang terpenting adalah jangan menjatuhkan mental seseorang yang hendak memperbaiki diri. Yang perlu disalahkan kalau kita pacaran, tidak salat, meminum-minuman keras, dll. Naudzubillah min dzalik. Sedih memang Iya. Tapi, memang seperti itulah resikonya. Tapi, kami tetap bersyukur.

Kakakku selalu tidak bosannya menelpon dan menguatkanku ketika terjadi apa-apa denganku. Selalu dibilang sabar dan terus sabar. Padahal, aku juga tidak menyadari bahwa Kakakku juga merasakan hal yang sama seperti apa yang kami rasakan.

Manusia sudah mendesain segala macam aturan untuk mengelabui manusia yang lainnya. Dari membatasi cara berpakaiannya sampai mau dihapuskannya ajaran-ajaran Islam seperti mata pelajaran bahasa Arab. Mereka hampir berhasil sampai ke tahap itu. Namun, anehnya, kita lupa bahwa Islam itu mendidik kita bukan persoalan salat, Puasa, Zakat dan Haji. Tapi, secara keseluruhan.

Padahal, jika kita lebih mengutamakan aturan milik Allah itu jauh lebih baik dan lebih Indah. Apalagi, Muslim itu sendiri.

Cobalah berhenti untuk menghujat. Bukankah Islam itu Indah, seseorang boleh saja berbeda pendapat misalnya masalah pakaian. Tapi, bukan berarti melarang mereka untuk memakai jilbab, kerudung atau bahkan cadar sekalipun.

Betapa indahnya Islam kalau kita saling menghargai dan mengabaikan aturan manusia sebab kita tinggal di bumi Allah bukan bumi manusia. Boleh kita melakukan apa saja asalkan jangan melanggar hukum syara kecuali lupa atau khilaf.

Mari sama-sama saling mendukung untuk kebaikan karena Allah.
Wallahu alam bish'shawab

Comments

Popular posts from this blog

Alasan-alasan unik

Jilbab dan Kerudung

Diary 2